PELUANG BISNIS POHON BAMBU



Penggunaan Bambu secara tradisional dan industri 

Bambu adalah material yang serbaguna. Setiap jenis pohon bambu memiliki ciri fisik dan kandungan kimia yang cocok dengan tujuan akhirnya. Terdapat beberapa jenis bambu, al :

  1. Memiliki kandungan selulosa tinggi
  2. Serabut yang panjang
  3. Rendah lignin
  4. Tumbuh dengan cepat dan menghasilkan biomas yang maksimal
  5. Ideal untuk pembuatan bubur kertas, seperti jenis bambu Bambusa Arundinacea, Dendrocalamus strictus, Bambusa vulgaris, Bambusa tulda, D hamiltonii, Dendrocalamus Longispatus, and Melocana baccifera. Spesies diatas sangat efektif untuk digunakan sebagai bahan mentah untuk industri Pulp & Paper.


Sejak 1700 tahun yang lalu bangsa China telah memulai pembuatan kertas dari bambu. Sampai dengan hari ini bubur kertas merupakan produk utama bambu. Terdapat jutaan bambu yang digunakan setiap tahunnya untuk tujuan yang khusus. Bambu juga digunakan secara tradisional untuk pembuatan rumah sederhana dengan biaya rendah, jembatan dan kerajinan tangan.


Dari sudut pandang industri, bambu sangat mempesona karena merupakan material lunak tapi sangat kuat untuk digunakan dalam aplikasi konstruksi modern. Kepadatan bambu sebanding dengan kayu keras dan kekuatannya melebihi baja. Saat ini tengah dikembangkan cara baru untuk mengolah serat bambu untuk pembuatan aplikasi standar yang modern.


Bambu lapis dan triplek dari bambu saat ini lebih sering digunakan untuk bahan pembuatan perabot rumah tangga. Bambu parquet juga merupakan salah satu produk dengan prospek yang sangat besar, selain itu partikelboard dan fiberboard dari bambu juga sangat menarik.



Tunas muda atau rebung bambu merupakan sumber makanan yang enak dan kaya serat. Permintaan yang tinggi akan rebung segar di temukan pada masakan asia. 



Pasar Bambu

Pasar Bambu sangat besar dan terus meningkat dengan cepat. Menyebarnya tingkat kesadaran akan perlunya pelestarian lingkungan dan peraturan yang keras yang mengatur mengenai eksploitasi sumber penghasil kayu menjadi dasar pengembangan pasar bambu. Permintaan akan bambu lebih dari sebelumnya karena ini adalah sumber pengganti kayu yang baik dan salah satu cara untuk menghemat hutan hujan. Eropa dan Amerika mengimpor produk-produk bambu dari Asia, seperti tusuk gigi, tusuk sate. Dan produk dengan nilai yang lebih seperti lantai bambu, kertas, tekstil, perabot rumah tangga, barang-barang kerajinan tangan. Di industri makanan rebung merupakan bisnis bernilai jutaan dolar, rebung di produksi untuk ekspor di Cina, Thailand, Taiwan. Mereka menjualnya dalam keadaan masih segar ataupun yang sudah di kemas di dalam kaleng dan kadang-kadang juga mengkombinasinya dengan kuah ataupun pedas.

Penelitian dan pengembangan

Pengembangan industri bambu memerlukan persediaan material mentah secara berkelanjutan, sehingga di butuhkan manajemen yang dapat menjamin ketersediaan bahan di masa yang akan datang. Sampai sejauh ini sumber penghasil utama kebutuhan bahan mentah bambu untuk industri masih di suplai dari hutan-hutan bambu alami. Di banyak kasus, hutan bambu alami hanya mampu menghasilkan 2-6 ton perhektar dengan jenis yang heterogen, dan ini hanya kira-kira 20 % dari yang dihasilkan di perkebunan bambu.

Tidak adanya manajemen bambu yang baik membuat proses pemanenan bambu di hutan dilakukan dengan cara menebang habis seluruh tanaman, praktek ini sangat tidak ekologis dan merupakan pemborosan karena banyak batang bambu yang semestinya belum dapat di manfaatkan. Batang bambu yang masih muda mungkin hanya akan di manfaatkan pada bagian pangkalnya saja seperti untuk kerajinan sedangkan sebagian lainnya hanya akan berakhir menjadi kayu bakar atau bahkan hanya akan terbuang sia-sia. Oleh karena itu manajemen sangat diperlukan untuk dapat menghindari pemborosan yang tidak perlu dan mencegah kerusakan lingkungan.

Hutan bambu alami yang memiliki jenis bambu yang bermacam-macam bagaimanapun juga memang tidak mudah untuk diatur. Sedangkan manajemen bambu hanya dapat di capai dengan jalan tebang pilih, akan tetapi cara ini memang tidak mudah untuk dilaksanakan dan membutuhkan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan cara tebang habis seluruh tanaman. Di sini manjemen dianggap membutuhkan banyak biaya ekstra. Namun faktor biaya tersebut sebenarnya sangat rendah jika dibandingkan dengan efek kerusakan lingkungan yang di timbulkan dari kerusakan hutan hingga hilangnya material yang di butuhkan untuk memenuhi kebutuhan industri.

Karena ketiadaan manajemen bambu yang baik, negara-negara seperti India, Bangladesh membutuhkan jutaan hektar untuk penanaman bambu guna mencukupi permintaan industri terutama untuk industri pulp & paper. Penyebab itu semua karena tidak adanya manajemen penebangan serta tidak diikuti dengan reboisasi. Hal yang sama juga terjadi di Cina karena eksploitasi yang besar-besaran. Bahkan salah satu perusahan yang memproduksi produk dari bambu terpaksa berhenti karena ketiadaan sumber bahan baku di dekatnya.

Solusi dari masalah di atas ialah perlunya pengaturan perkebunan bambu, ada sebuah keuntungan besar sebenarnya yaitu bambu dapat tumbuh dengan baik di banyak area dengan iklim yang berbeda, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. 

Perkebunan

Hasil dari hutan bambu alami sebenarnya sangat rendah jika dibandingkan dengan perkebunan bambu yang telah di atur dengan baik. Perkebunan yang telah di manajemen dapat menghasilkan 5 kali lebih banyak daripada hutan bambu alami. Jika dipukul rata setiap hektar hutan bambu alami hanya akan menghasilkan 4 ton pertahun untuk setiap hektarnya. Sedangkan di perkebunan bambu hasil rata-rata setiap tahunnya dapat mencapai 20 hingga 36 ton per hektar. Produksi bambu sebenarnya dapat di tingkatkan jika pendekatan sistematis silvikultural diterapkan, tetapi hal ini jarang di terapkan di daerah tropis dimana bambu dapat tumbuh subur dengan mudah. Manajemen perkebunan bambu yang bagus dapat menjamin keberlangsungan pasokan untuk produk sejenis yang spesifik. Dengan manajemen yang bagus kita dapat memperoleh tanaman dengan karakteristik yang kita inginkan. Banyak pilihan yang dalam menggunakan bambu tergantung dari keunikan yang ada pada tangkainya. Langkah pertama yang penting dilakukan untuk mengatur perkebunan adalah memilih spesies yang sesuai anatomi, kandungan kimia dan kekayaan mekanis lainnya. 

Bisnis menumbuhkan bambu

Bambu adalah kayu di masa yang akan datang. Peningkatan permintaan bahan mentah oleh industri bambu adalah sebuah tanda jika uang dapat di hasilkan dari bisnis pengembangbiakan bambu.

Biaya untuk membuat perkebunan yang baru tergantung dari biaya tenaga kerja, persiapan tanah, fertilizer, pengairan, dan tanaman. Biayanya hampir sama dengan membuat perkebunan kayu. Akan tetapi ada perbedaan yang sangat besar pada periode pengembalian modal, kayu membutuhkan waktu yang lebih lama dari perkebunan bambu. Investasi pada perkebunan bambu akan kembali hanya dalam waktu kurang lebih 10 tahun. Dan karena alasan tersebutlah maka perkebunan bambu menghasilkan keuntungan yang lebih cepat dari pada kayu. Perkebunan bambu akan menjadi sangat menguntungkan setelah 5 tahun.

Untuk dapat dipanen setiap tahun hanya perlu mempertimbangkan tingkat kekakuan batang yang telah dewasa saja. Selain itu kita cukup menanam bambu sekali saja dan akan dapat di panen sampai dengan 50 tahun. Sedangkan kayu umumnya setelah di panen kita perlu menanam lagi dan tentu membutuhkan biaya dan waktu yang lebih lama lagi. Selain dapat tumbuh lebih cepat, bambu juga menyerap air lebih tinggi serta dapat mencegah erosi. Maka dari itu selain lebih menguntungkan secara ekonomi, bambu juga lebih menguntungkan dari segi ekologi. Keuntungan lain yang sangat penting adalah selain memproduksi biomass yang sangat tinggi, bambu juga sangat efisien sebagai penghasil pulp. Bambu mampu menghasilkan pulp 7 kali lebih banyak dibandingkan dengan kayu untuk setiap hektarnya. 
Selamat berbisnis pohon bambu.